OLAHRAGA - SEPAKBOLA
Selasa, 05 Juni 2012 , 10:58:00
TINDAKAN kekerasan yang dilakukan Jakmania
hingga menimbulkan korban jiwa, menarik perhatian calon gubernur DKI
Jakarta Alex Noerdin. Cagub dengan nomor urut 6 ini menilai, pemerintah
daerah memiliki tanggung jawab dalam pembinaan suporter. “Dari
pengalaman saya sendiri sebagai Gubernur Sumatera Selatan, klub itu
harus loyal dan patuh, serta setia pada pemiliknya. Sriwijaya FC dalam
hal ini dipegang pemerintah Sumsel. Saat saya menjadi Gubernur Sumsel,
tahun 2008, pengurus diambilalih karena banyak utang. Pelatih diambil
yang bagus, kami berburu pemain asing, gaji tidak telat, jadi betah dia.
Sejalan dengan itu, suporter jadi tertib,” beber cagub yang diusung
Partai Golkar, PPP, dan PDS itu.
Dulu, kata Alex, saat Persipura lawan SFC, dirinya langsung turun ke
lapangan. “Saya katakan ke mereka (suporter), kalau suporter rusuh nanti
dilarang main di Jakabaring, mati nanti Jakabaring. Akhirnya mereka mau
mengerti,” ujarnya.
Alex menceritakan, beberapa waktu lalu saat final SFC melawan Persipura,
di Jakabaring, SFC menang 2-1. Persipura mogok main. “Yang terlihat
tanda akan terjadi rusuh, saya turun ke lapangan, terdengar di seluruh
stadion, saya katakan, Saya Haji Alex Noerdin Gubernur Sumatera Selatan
masih percaya dengan saya" Kalau masih percaya, jangan ribut, jangan
berantem,” kenangnya.
Menurut Alex, hal itu dilakukan karena dirinya tegas dalam melihat
situasi. “Kepala daerah meski tidak hobi bola, harus turun, harus
tanggung jawab. Tidak boleh pura-pura tidak tahu,” tegasnya.
Terkait dengan aksi kekerasan yang dilakukan Jakmania, Alex mengatakan,
seharusnya dalam kondisi seperti ini kepala daerah memberikan jaminan.
“Kumpulkan Jakmania, kemudian lakukan pembinaan. Kalau saya gubernurnya,
saya akan damaikan persoalan konflik The Jak dengan Viking (pendukung
Persib Bandung). Saya akan temui pimpinan daerahnya. Pasti bisa
didamaikan,” tukas Alex.
Alex juga menyayangkan, akibat tidak tanggapnya kepala daerah, Persija
harus terusir dengan tidak boleh menggelar pertandingan kandangnya di
Gelora Bung Karno. “Soal tidak main di stadion sendiri malu-maluin.
Mestinya kepala daerah turun tangan, jaminkan diri sendiri,” pungkasnya. (yay)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar